SURAT Al Baqarah Ayat 25 mengajarkan umat manusia bagaimana buah dari keimanan yang selama di dunia ditanam.
وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا۟ مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوا۟ هَٰذَا ٱلَّذِى رُزِقْنَا مِن قَبْلُ ۖ وَأُتُوا۟ بِهِۦ مُتَشَٰبِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَآ أَزْوَٰجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ
Terjemah arti: Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.
Dalam Tafsir Al-Muyassar/Kementerian Agama Saudi Arabia menjelaskan bahwa orang-orang beriman akan mendapatkan kabar baik dan penuh suka cita saat di akhirat kelak. Di dalam surga, balasan bagi orang-orang beriman akan mendapatkan kebun-kebun penuh keindahan.
Di bawah istana terdapat sungai-sungai yang mengalir beserta pepohonan yang rindang. Buah-buahan di surga memiliki rasa dan kelezatan yang berbeda dengan pada saat di dunia. Meskipun serupa dari segi warna, nama dan jenisnya, dari buah yang ada di dunia, tetap buah di surga jauh lebih enak.
Di dalam surga, orang beriman akan mendapatkan istri yang suci dari segala kotoran fisik seperti kencing, haid, bahkan pada dosa dan kepribadian yang buruk. Mereka tetap tinggal di dalamnya dan tidak akan pernah meninggal dunia.
Sementara itu, Tafsir Ringkas dari Kementerian Agama RI, balasan yang akan diterima oleh orang-orang kafir, maka tidak demikian halnya dengan orang-orang yang beriman. Surga yang nyaman dan indah adalah tempat bagi mereka.
Allah sering membuat perumpamaan untuk menjelaskan kebe-naran dan hakikat yang luhur, dengan bermacam makhluk hidup, baik kecil maupun besar. Orang-orang kafir mencibir ketika Allah mengambil perumpamaan berupa makhluk kecil yang dipandang remeh seperti lalat dan laba-laba.
Di sini dijelaskan sesungguhnya Allah tidak merasa segan atau malu untuk membuat perumpamaan bagi sebuah kebenaran dengan seekor nyamuk atau kutu yang sangat kecil atau yang lebih kecil dari itu. Meskipun kecil, belalainya dapat menembus kulit gajah, kerbau, dan unta, dan menggigitnya, serta menyebabkan kematian.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran